Kapanlagi.com - Mantan vokalis ST12, Charly menilai keputusan pemerintah yang menghentikan RBT dan SMS premium dianggap sebagai kebijakan yang merugikan para musisi. Dia berharap pemerintah segera membuka kembali, dengan sebuah regulasi yang lebih jelas.
"Ya kalau harus ditutup mah jangan yah, apalagi kita masih bersentuhan dengan pembajakan, tetap RBT ikut membantu, kalau dihapus pasti semua musisi ketumpuan," ungkap Charly saat dihubungi Bens Leo dalam acara Diskusi Deaktivasi SMS Premium.
Diskusi Deaktivasi SMS Premium sendiri digagas oleh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), yang berlangsung di Phinisi Cafe, Jl. Gunawarman No.75 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (25/10/2011). Sebagai pembicara salah satunya adalah wartawan senior sekaligus pengamat musik, Bens Leo.
Charly, melalui pembicaraan telepon tersebut berharap, pemerintah segera turun tangan, dan memberikan aturan yang jelas dalam bisnis RBT.
"Kalau soal masalah ini saya minta pemerintah turun langsung dan benar-benar menyikapi dengan baik. Pemerintah harus bisa membuat acuan-acuan yang benar, misalnya saja provider dilarang menjual RBT hingga berapa juta download agar pengelolaan sms premium bisa teratur," pungkasnya.
Diskusi Deaktivasi SMS Premium sendiri digagas oleh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), yang berlangsung di Phinisi Cafe, Jl. Gunawarman No.75 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (25/10/2011). Sebagai pembicara salah satunya adalah wartawan senior sekaligus pengamat musik, Bens Leo.
Charly, melalui pembicaraan telepon tersebut berharap, pemerintah segera turun tangan, dan memberikan aturan yang jelas dalam bisnis RBT.
"Kalau soal masalah ini saya minta pemerintah turun langsung dan benar-benar menyikapi dengan baik. Pemerintah harus bisa membuat acuan-acuan yang benar, misalnya saja provider dilarang menjual RBT hingga berapa juta download agar pengelolaan sms premium bisa teratur," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar